Lapadnews.com, Mandailing Natal - Mandailing Natal memasuki fase transisi pascabanjir dan longsor, setelah status tanggap darurat resmi berakhir.
Kepala BPBD Kabupaten Mandailing Natal menegaskan melalui telepon bahwa saat ini fokus utama adalah pemulihan masyarakat dan pendataan kerugian secara menyeluruh.
“Sekarang kan masa transisi setelah masa tanggap darurat, masa transisi menuju pemulihan, menghitung kerugian sudah, nanti aja ditelepon ya, lagi kusuk ini,” ujar Kepala BPBD.
Pernyataan ini menegaskan bahwa pendataan kerugian warga terdampak sedang berjalan sebagai dasar perencanaan rehabilitasi jangka panjang dan alokasi anggaran yang tepat.
BPBD Mandailing Natal bekerja sama dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan relawan untuk memastikan distribusi bantuan logistik, perbaikan jalan, jembatan, serta fasilitas publik berjalan lancar.
Fokus utama juga diberikan pada pemulihan sosial-ekonomi warga yang kehilangan mata pencaharian akibat banjir dan longsor.
Meski angka kerugian pasti belum dapat dirinci, Kepala BPBD menekankan bahwa koordinasi lintas instansi menjadi prioritas agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi segera terealisasi.
Pendataan yang akurat diharapkan menjadi dasar strategi mitigasi risiko bencana di masa mendatang, membangun masyarakat Mandailing Natal yang lebih tangguh.
Sebelumnya, Muhammad Amarullah, Pengurus PKC PMII Sumatera Utara sekaligus warga asli Mandailing Natal, menambahkan catatan penting.
Menurut Amarullah, meski pemerintah bergerak cepat membuka akses jalan dan menyalurkan bantuan logistik, pemulihan ekonomi petani dan rehabilitasi infrastruktur permanen masih perlu percepatan.
Ia juga menyoroti perlunya transparansi anggaran agar masyarakat memahami alokasi dana dan dampaknya terhadap pemulihan komunitas.
(Magrifatulloh).
Social Header