Breaking News

PPBI Sumut Dorong Pemerintah Percepat Mitigasi Virus ASF Demi Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Peternak

Mitigasi Penularan Virus ASF Tingkatkan Kesejahteraan Peternak

Lapadnews.com, Medan – Persatuan Peternak Babi Indonesia (PPBI) Sumatera Utara mendorong pemerintah untuk segera melakukan langkah mitigasi dan pencegahan penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi yang masih melanda sejumlah daerah di Sumut.


Upaya ini dinilai penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi peternak lokal.

Ketua DPD PPBI Sumut, Heri Ginting, menyampaikan hal tersebut dalam Dialog Kolaborasi PPBI Sumut bersama Pemerintah Pusat dan Daerah yang digelar di Medan, Senin (10/11).


Acara ini mengusung tema penguatan kolaborasi menuju ketahanan pangan nasional sesuai program Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI.


Mitigasi Penularan Virus ASF

“Saat ini, permasalahan utama para peternak babi rumahan adalah penularan virus ASF. Jika tidak segera dimitigasi, jumlah populasi babi di Sumut akan terus menurun dan berdampak besar terhadap perekonomian peternak,” ujarnya.

Menurut Heri, kerugian ekonomi akibat wabah ASF telah mencapai sekitar 65 persen, sehingga diperlukan perhatian serius dari pemerintah.

Ia juga berharap agar vaksin ASF dapat segera tersedia bagi peternak, sebagaimana vaksin PMK untuk sapi dan domba.

“Melalui dialog ini, kami ingin meningkatkan kesadaran peternak tentang pentingnya pencegahan dan kebersihan lingkungan. Mari bersama-sama berkolaborasi demi kesejahteraan peternak,” tambahnya.

Heri juga membagikan sejumlah langkah mitigasi yang dapat dilakukan peternak, di antaranya menjaga kebersihan lingkungan sekitar kandang, membatasi keluar-masuk orang ke area peternakan, serta mengubur bangkai babi yang mati akibat ASF dengan benar.


Ia turut mengajak para peternak menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) agar situasi tetap kondusif di tengah tantangan wabah.

Sementara itu, Ketua DPP PPBI, Sutrisno Pangaribuan, menambahkan bahwa peternak babi juga memiliki kontribusi penting dalam pengelolaan sampah perkotaan.


Menurutnya, banyak peternak memanfaatkan sisa makanan dan limbah rumah tangga sebagai pakan ternak, sehingga ikut membantu mengurangi volume dan bau sampah di Kota Medan.

“Peternak babi jangan hanya dilihat dari hewannya. Mereka justru berperan mengatasi permasalahan sampah di kota. Limbah makanan yang biasanya menimbulkan bau diolah menjadi pakan yang berguna,” kata Sutrisno.

Dialog yang dihadiri sekitar 215 peternak dan warga ini berlangsung hangat dan interaktif. Salah satu peserta, Lenta Sumiati Br Hutabarat, menanyakan ciri-ciri babi yang terinfeksi ASF.


Menanggapi hal itu, Heri menjelaskan beberapa gejala umum, antara lain kehilangan nafsu makan, demam, keluarnya lendir dari hidung, munculnya bercak merah pada kulit, pendarahan dari mulut dan hidung, serta urin berwarna kekuningan.


Kegiatan ditutup dengan pembagian paket sembako bagi seluruh peserta yang hadir sebagai bentuk dukungan terhadap peternak di tengah wabah ASF.

(*Rizky)

Baca Juga
© Copyright 2022 - Lapad News (Kupas Tuntas Investigasi Terkini)