Lapadnews.com, Mandailing Natal - Beberapa minggu terakhir, warga Mandailing Natal (Madina) dikejutkan dengan air PDAM Tirta Madina yang mengalir ke rumah berwarna keruh menyerupai kopi susu dan berbau tidak sedap.
Banyak pelanggan yang merasa dirugikan karena air tersebut tidak layak dipakai untuk kebutuhan dasar.
Kondisi ini memicu gelombang keluhan di media sosial; foto dan video air keruh tersebar luas disertai kritik tajam pada pelayanan PDAM yang dianggap semakin melemah.
“Air keruh, tekanan kecil, tapi tarif malah naik. Ini sudah keterlaluan,” ungkap salah satu warga.
Direktur PDAM Tirta Madina, Iswadi Batubara, ketika dikonfirmasi lewat WhatsApp, tidak memberikan penjelasan tertulis. Ia hanya membalas dalam bahasa Mandailing, seperti “Angkatlah telepon abangmu ini dulu” dan “Telepon aja … Angkatlah”, meski wartawan meminta tanggapan tertulis agar ada bukti administrasi. Sampai berita ini dibuat, belum ada jawaban resmi.
Menurut penjelasan publik yang tercatat di media, PDAM mengklaim bahwa masalah keruhnya air disebabkan pembukaan lahan di hulu sumber air dan belum adanya fasilitas penyaringan (filter) yang memadai. PDAM mengaku telah mengusulkan pembangunan fasilitas penyaringan melalui APBD, namun tertunda karena efisiensi anggaran.
Fraksi Gerindra DPRD Madina ikut bersuara keras atas isu ini. Mereka menyoroti bahwa ketika hujan deras, aliran air PDAM sering keruh dan tidak layak konsumsi. Mereka mendesak agar pemerintah daerah membangun instalasi penyaringan di hulu agar mutu distribusi terjaga.
Aktivis lokal menyebut bahwa pelayanan seperti ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut. Mereka menuntut evaluasi total terhadap kinerja manajemen PDAM dan mendesak pemecatan direktur sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Masyarakat berharap agar PDAM Tirta Madina segera menyusun langkah perbaikan menyeluruh — termasuk memperkuat sistem pengolahan air dan distribusi — agar kualitas air kembali layak dan pelayanan tidak sekadar slogan tapi nyata.
(*Magrifatulloh).
Social Header