PP Lawyer Nusantara Dorong Penyelesaian Hukum Isu Ijazah Palsu Jokowi Lewat Seminar Nasional

Redaksi Rabu, Agustus 06, 2025

Lapadnews.com, Palembang – PP Lawyer Nusantara baru saja menggelar Seminar Nasional di The Zuri Hotel Transmart, Palembang, Rabu, 6 Juli 2025. Acara ini mengangkat tema “Dengan Semangat HUT RI ke-80, Strategi Bijak Menyikapi Isu Ijazah Palsu terhadap Psikologis Anak Bangsa, Lembaga Pendidikan, Politik, dan Hukum.”

Seminar menghadirkan empat narasumber utama. Pertama, Prof. Dr. Haji Waspodo, M.Ed., Guru Besar Universitas Sriwijaya, Palembang. Kedua, Prof. Dr. Johnny Emerson, S.H., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang. Ketiga, Prof. Dr. Faisal Burlian, S.H., M.H., Guru Besar Windraden Vata, Palembang. Keempat, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, S.H., M.Sc., mantan Kabareskrim Polri.

Dalam kegiatan ini, kami juga sempat berbincang dengan Komjen Pol (Purn) Susno Duadji. Ia mengapresiasi penyelenggaraan seminar sebagai wadah keterbukaan informasi publik, khususnya terkait isu hukum di Indonesia.

Menurutnya, transparansi sangat penting agar masyarakat memperoleh gambaran yang jelas dan tidak terjebak informasi menyesatkan. Susno juga memberikan apresiasi kepada Polri yang telah mengawal proses penanganan isu ijazah palsu ini secara benar dan profesional, sehingga publik dapat mengetahui kebenaran berdasarkan fakta hukum yang ada.

Ketua PP Lawyer Nusantara M. Aminuddin

Selain itu, Ketua PP Lawyer Nusantara M. Aminuddin menyampaikan bahwa seminar ini digelar agar kasus ini tidak berlarut-larut, dan ke depannya dapat diselesaikan secara hukum.

Ia menegaskan, isu ini seharusnya tidak dijadikan komoditas politik atau sekadar alat untuk menaikkan elektabilitas politik semata.

Sebagai penutup, para peserta sepakat bahwa kebenaran harus ditegakkan di atas kepastian hukum, dan setiap informasi yang beredar di ruang publik wajib diuji kebenarannya.

Melalui forum ini, PP Lawyer Nusantara berharap masyarakat semakin dewasa menyikapi perbedaan pendapat, dan Indonesia dapat melangkah maju tanpa terbebani oleh polemik yang tak berkesudahan. (*Ardi)