Lapadnews.com, Binjai, Sumatera Utara – Masyarakat Kota Binjai diguncang oleh terungkapnya dugaan skandal jual beli meteran listrik subsidi oleh oknum petugas PLN.
Seorang petugas berinisial Rd dilaporkan menjajakan meteran subsidi dengan harga mencapai Rp 2,5 juta per unit kepada pelanggan yang mengalami lonjakan tagihan listrik secara tiba-tiba.
Kasus ini mencuat setelah seorang pelanggan bernama Wel Andri (ID Pelanggan: 122010190xxx), yang mengganti meterannya, mengaku tagihan listrik bulanannya naik drastis dari Rp 300 ribu menjadi Rp 580 ribu. Anehnya, hasil cek lokasi menunjukkan bahwa meteran baru miliknya malah terpasang di lokasi berbeda yakni di Kabupaten Langkat, bukan di alamat resminya di Jalan Tanjung Priuk No.22, Binjai Selatan.
Petugas PLN berinisial Rd kemudian muncul menawarkan solusi: membeli meteran subsidi langsung darinya seharga Rp 2,5 juta. Dalam pengakuannya, Rd menyatakan bahwa praktik ini telah dilakukan secara luas di daerah Binjai Selatan dan diketahui oleh sesama petugas PLN, baik di kantor maupun di lapangan.
Hal ini memunculkan dugaan adanya jaringan internal di tubuh PLN Binjai yang secara sistematis menyalahgunakan fasilitas subsidi negara demi keuntungan pribadi.
Koordinator Lapangan PLN Binjai, Pak Manalu, saat dikonfirmasi awak media menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki kasus ini dan menegaskan bahwa itu adalah ulah oknum.
Namun, hingga kini belum ada penjelasan memuaskan terkait penyimpangan alamat meteran maupun dugaan praktik ilegal yang disebut telah berlangsung lama.
Lebih mengejutkan lagi, saat wartawan mencoba mengonfirmasi Rd, muncul intervensi dari seseorang yang mengaku wartawan dan pimpinan organisasi media.
Ia menyarankan agar berita tetap dipublikasikan sambil menjanjikan akan membuat hak jawab. Indikasi ini memperkuat dugaan bahwa praktik kotor di PLN Binjai diduga dilindungi oleh pihak-pihak tertentu, termasuk oknum media.
Kini, publik mendesak aparat penegak hukum untuk segera turun tangan mengusut tuntas kasus ini.
Ada kekhawatiran bahwa praktik serupa telah meluas dan menjadi bagian dari korupsi terstruktur.
Skandal ini menjadi ujian besar bagi transparansi dan integritas PLN, khususnya di Kota Binjai. Masyarakat menuntut keadilan dan perbaikan sistem untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. (*Risky).
Social Header