![]() |
Foto: Kwik Kian Gie (Agung Pambudhy) |
Kabar ini pertama kali disampaikan oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, melalui akun media sosial X miliknya pada Senin malam (28/7/2025) pukul 23.55 WIB.
"Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati," tulis Sandi dalam unggahannya yang dikutip Selasa (29/7/2025).
Dalam cuitan tersebut, Sandi mengenang Kwik sebagai mentor yang tidak pernah lelah memperjuangkan kebenaran dan selalu berpihak pada kepentingan rakyat.
Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri.
— Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) July 28, 2025
Indonesia berduka. pic.twitter.com/cSXnsKwcQg
Kwik Kian Gie lahir pada 11 Januari 1935. Karier politiknya dimulai saat ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1987 dan tetap bertahan ketika partai tersebut bertransformasi menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Lewat partai tersebut, ia sempat menjadi anggota DPR RI dan menjabat Wakil Ketua MPR RI.
Di pemerintahan, Kwik dikenal luas atas kiprahnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari 1999 hingga 2000.
Ia kemudian dipercaya sebagai Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) di era Presiden Megawati Soekarnoputri dari 2001 hingga 2004.
Sosok Kwik dikenal sebagai pribadi yang vokal dan berani menyuarakan kritik tajam, terutama terhadap kebijakan ekonomi nasional, baik saat menjabat maupun setelah tak lagi berada di pemerintahan.
Kwik juga pernah menjadi penasihat kampanye pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Kepergian Kwik Kian Gie meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia.
Ia dikenang sebagai pemikir jernih, nasionalis sejati, dan tokoh yang tak pernah lelah menyuarakan suara rakyat demi kemajuan negeri. (*Red)
Social Header