![]() |
Warga yang melintas di sekitar patung biawak tak melewatkan kesempatan untuk berfoto setelah patung tersebut viral. Foto: Uje Hartono/detikJateng |
Patung yang ikonik ini telah tercatat dalam database kekayaan intelektual nasional, memberikan perlindungan hukum bagi karya seni tersebut. Hak cipta ini diberikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, serta seniman pembuat tugu, Rejo Arianto, dalam rangka peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia.
Tugu Biawak setinggi tujuh meter ini, yang viral karena bentuknya yang mirip dengan biawak asli, dibuat dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan tidak melibatkan dana desa.
Pembuatan patung ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan Karang Taruna setempat secara gotong royong.
Dilansir dari detik.com, Bupati Wonosobo mengungkapkan apresiasinya terhadap hak cipta yang diterima dan berharap bahwa tugu ini dapat mendorong sektor pariwisata di daerah tersebut.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Hukum dan HAM yang telah memberikan penghargaan atas karya seniman Rejo Arianto.
![]() |
Tugu Patung Biawak di Wonosobo. doc: Uje Hartono/detikJateng |
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Hukum yang telah memberikan penghargaan atas karya dari seniman kami. Hasil karyanya sudah bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Wonosobo, bahkan tidak hanya masyarakat Wonosobo, tapi masyarakat di seluruh Indonesia," katanya.
Ia juga berharap patung ini membawa dampak positif, khususnya dalam sektor pariwisata daerah. Bupati menambahkan bahwa pihaknya berencana menggandeng Rejo Arianto untuk menciptakan patung lainnya, yang menjadi langkah awal menuju pengembangan lebih lanjut.
"Mudah-mudahan membawa dampak positif bagi kemajuan pariwisata di Wonosobo. Ini baru tahapan awal, dan tentunya kami sudah punya keinginan untuk membuat karya lainnya bersama Mas Ari," tambahnya.
Sebagai pencipta, Rejo Arianto merasa bersyukur atas penghargaan ini dan berharap dapat terus berkarya dengan menciptakan lebih banyak monumen monumental di masa depan.
"Monumen ini hanyalah langkah awal, masih banyak karya-karya besar yang akan lahir," ujarnya.
Tugu Biawak tidak hanya menjadi ikon baru bagi Wonosobo, tetapi juga membawa dampak positif terhadap perekonomian lokal dengan meningkatnya jumlah pengunjung yang datang.
Selain itu, penghargaan ini juga menjadi bukti bahwa kreativitas masyarakat desa dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan seni dan budaya daerah.
Dengan diakuinya hak cipta atas karya ini, Tugu Biawak kini tak hanya menjadi simbol kebanggaan lokal, tetapi juga menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan potensi seni dan budaya melalui kolaborasi masyarakat.
(*red/lapadnews)
Social Header